Tingkatkan Keilmuan Guru, Pesantren Al Manar Adakan Pengajian Mingguan

Untuk meningkatkan kualitas keilmuan dewan guru Pesantren Modern Al-Manar  melaksanakan pengajian rutin setiap minggu. Pengajian ini sangat antusias diikuti oleh seluruh dewan guru, Ustadz maupun Ustadzah. Pengajian ini berlangsung setiap malam selasa usai shalat magrib.

Pengajian yang berfokus pada Ilmu Fiqh ini diasuh langsung oleh Syekh Abu Imran Hisyam atau yang lebih dikenal dengan Syekh Hisyam, seorang tenaga pengajar yang diutus oleh Negara Qatar untuk Pemerintah Aceh.

Selain mengisi pengajian di Pesantren Al Manar, Syekh yang sudah lama berdomisili di Aceh ini juga mengajar di beberapa tempat di Aceh Besar dan Banda Aceh.

Dengan adanya pengajian ini diharapkan Dewan Guru Pesantren Al Manar dapat bertambah wawasan ilmu keagamaannya khususnya tentang  Ilmu Fiqh.

video selengkapnya :

 

Alarm Kehidupan

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَىٰ

“Maka berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat,” (QS. Al-A’laa: 9).

Ayat di atas tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan sebagian besar dari kita  telah menghafalnya. Hanya saja, kita mungkin belum terlalu memahaminya. Berikut ini sedikit kami paparkan penjelasan ustadz Deka Kurniawan yang disampaikan pada kajian remaja (Q-Gen) sabtu 06/06/15 di AQL Islamic Center tentang kandungan ayat ini.

Dalam surah Adz-Zariyaat Allah swt juga menjelaskan akan pentingnya peringatan, “dan berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mu’min.” peringatan (adz-Dzikr), adalah nama lain dari Al-Qur’an yang berfungsi sebagai alarm untuk senantiasa mengingatkan kita.

Namun yang terpenting untuk kita prioritaskan dalam hal ini adalah diri sendiri dan keluarga yang menjadi tanggung jawab kita. Sebab kelak di hari kiamat, Allah akan bertanya kepada kita tentang diri masing-masing. Sungguh barang siapa yang berpaling dari peringatan Allah maka ia akan galau, sengsara, dan memperoleh kesulitan dalam hidupnya. Allah SWT berfirman:

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.” (QS. Thaha: 124-126).

Orang yang tidak lagi mau mendengar peringatan dan nasehat, maka hatinya telah keras dan perlahan-lahan bisa mati, sehingga tidak lagi mampu melihat perbedaan antara haq dan bathil. Na’udzu billah.

Dalam surah Al-Baqarah, Allah SWT menggambarkan kepada kita, akan ciri orang kafir yang telah Allah kunci mati hatinya sehingga peringatan tidak lagi berarti baginya. “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah: 6-7).

Oleh sebab itu, kita harus sering-sering memohon kepada Allah agar dianugrahkan hati yang bersih sehingga mampu menyelami kandungan Al-Qur’an dan meraih mutiara-mutiara darinya untuk dijadikan sebagai peringatan. Sungguh nikmat hidup ini jika hati terasa lapang dan senantiasa berada dalam bimbingan Allah SWT. Wallahu a’lam bis shawaab. Abu Faqih

Sumber : aqlislamiccenter.com